Langsung ke konten utama

Postingan

Lembayung Senja

Oleh: Nisa Dewi   Aku yang duduk terpaku Menatap langit yang sendu Karena enggan menahan rindu Ditinggal mentari yang hampir berlalu Walau dia tahu Banyak orang yang menunggu Tersenyum dan terpaku Menatapnya terharu biru Melepaskan semua beban membelenggu Menggenggam asa yang sulit bersatu Atau bahkan merengkuh cinta yang semu Membiaskan senyum merekah pipi bersemu Namun, itu semua tetap tak mampu menyapu Kecamuk hati karena waktu Inilah hal yang mereka tak tahu Dibalik keindahan yang syahdu tersirat rasa sendu Karena ada hati yang kelabu   Seperti halnya diriku Walau gamang memeluk tubuhku Memacu jiwa setiap denyut waktu Terbelenggu rasa rindu yang kian merajut Namun aku tak akan kelam dan berkabut Meski rindu sampai berwindu Tak kan ku biarkan diri meringkuk Berlumpur peluh terbujur kaku Aku adalah Nirmala Ayu Gadis jelita berparas ayu Menurut orang yang sedang berlalu Ku balas senyum simpul malu Mereka tak p
Postingan terbaru

Tunggu Aku Kembali (Janji Seorang Wanita)

Saat suram menerpaku Kehampaan menyelimutiku Sosok asing t ampak di hadapanku Dengan penuh Tanya Aneh Saat kau datang dalam hidupku Kau tak tahu siapa dirimu Bahkan apa dirimu Apalagi diriku Kau … Menemuiku dalam kebimbangan dirimu Menatapku dalam polosnya dirimu Tapi Ku merasakan kehangatan dalam dirimu Kau tak mengetahui itu Karena kau tak pernah mendapatkannya Aku tahu bagaimana caraku untuk tersenyum bahkan tertawa Saat bersamamu Maaf kan aku telah meninggalkanmu Aku tak tahu kau akan sakit seperti ini Maaf kan aku telah menyuruhmu Aku tak tahu kau akan menungguku seperti ini Kini kau boleh berhenti menungguku Aku telah kembali Aku ada dihadapan mu Tapi mungkin hanya untuk sementera Kita tak mungkin bersama Jalan kita berbeda Terima kasih atas yang telah kau lakukan untukku Terima kasih telah menjadi pangeran impianku Terima kasih… Terima kasih… Mungkin kita akan bertemu kembali Dalam ruang dan

Ku Menunggumu (Janji Seorang Pria)

Ada saat dimana aku tak mengenal diriku Tak mengerti bagaimana perasaanku Asing dengan rupaku Bahkan tak tahu siapa aku Entah sejak kapan Yang ku tahu hanya sunyi, sepi, sendiri Hidupku penuh dengan kesakitan Menunggu sesuatu yang ku sendiri tak tahu Saat mentari menyapa Ku hanya memandanginya Berharap rembulan segera datang Entah untuk apa Sebelum kau datang, hanya itu yang ku lalui Entah sejak kapan Sebelum kau datang, aku hanya menghitung detik Entah sampai kapan Kau datang dengan seluruh keberanianmu Memberi kehangatan dalam dinginnya hidupku Mengulurkan tanganmu penuh kasih sayang Membiaskan senyummu yang sempat hilang Aku mulai merasakan Aku mulai mengerti Meski hanya padamu Meski hanya untukmu Aku bisa merasakan detak jantungku Saat bersamamu Aku bisa merasakan senang dan sedihku